Secara alamiah lapisan epidermis membutuhkan waktu kira-kira setahun untuk berkembang agar dapat berfungsi secara normal. Epidermis yang belum berfungsi secara normal sangat rentan terhadap berbagai gangguan kulit seperti yang sering terjadi pada kulit bayi.
Beberapa gangguan kulit yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor cuaca, virus, jamur dan bakteri karena ikatan antarsel kulit bayi belum kuat dan lapisan kulit yang sangat tipis.
Beberapa gangguan kulit seperti biang keringat, Seborrhea, Intertrigo, dermatitis kontak dan eksim dapat menyebabkan peradangan pada kulit. Peradangan kulit bayi bisa juga disebabkan karena gejala alergi.
5 Gejala dan gangguan kulit yang sering dialami oleh bayi
1. Biang keringat (Miliria )
Biang keringat (miliaria) merupakan gangguan kulit yang sering diderita oleh bayi. Biang keringat atau miliria ini terjadi karena adanya penyumbatan kelenjar keringat dengan munculnya vesikel milier yaitu gelembung cairan serum yang sangat kecil pada permukaan kulit.
Biang keringat ini pada umumya sering terdapat pada punggung, leher dan bokong bayi serta daerah lipatan kulit lainnya. Rasa gatal dengan gelembung kecil pada permukaan kulit menyebabkan bayi terlihat gelisah dan sangat rewel.
Sebenarnya biang keringat ini dapat di golongkan dalam tiga jenis berdasarkan ukuran dan gejala yang timbul seperti:
a. Miliaria kristalina. Miliaria kristalina ditandai dengan ukuran vesikelnya antara 1-2mm dan muncul pada daerah kulit yang sering mengeluarkan keringat yang banyak karena hawa dilingkungan sekitar sangat panas. Pada umumnya miliaria kristalina ini tidak menimbulkan keluhan hanya saja meninggalkan sisik halus pada kulit ketika kulit mengalami penyembuhan.
b. Miliaria rubra merupakan jenis biang keringat yang dapat diderita oleh orang yang tidak terbiasa hidup didaerah tropis.
Gejala yang bisa dilihat seperti munculnya papul merah yang sangat gatal dan perih. Miliaria rubra selain karena faktor iklim juga bisa disebabkan karena adanya gesekan antara kulit dan pakaian.
c. Miliaria profunda. Miliaria profunda pada umunya timbul setelah kulit mengalami miliaria rubra. Gejala dari miliaria profunda seperti munculnya papul putih dengan ukuran kira-kira 1-3mm.
Penyebab penyakit ini adalah penumpukan keringat dibawah lapisan kulit sehingga menimbulkan benjolan (papul) dan tidak menimbulkan kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh darah (eritema).
Untuk mencegah dan mengatasi biang keringat pada bayi dengan memperbaiki sirkulasi udara dan suhu dikamar bayi. Hindari pemakaian baju yang ketat pada bayi agar biang keringat tidak semakin parah.
2. Intertrigo
Peradangan pada lipatan kulit (intertrigo) sering terjadi pada kulit bayi. Intertrigo ini umunya terjadi pada lipatan paha dan ketiak.
Gejala yang ditimbulkan berupa kemerahan pada kulit bayi, rasa gatal yang timbul dan jika terkena gesekan akan terasa perih. Intertrigo ini terjadi pada umumnya disebabkan oleh kelembaban yang berlebihan pada lipatan kulit.
Untuk mengatasi penyakit intertigo pada bayi dengan menjaga kebersihan dan mencuci lipatan kulit bayi dengan air bersih lalu mengoleskan cream zinc-oxide atau petroleum jelly.
3. Seborrhea
Seborrhea merupakan kelainan kulit berupa peradangan pada kulit kepala, wajah, leher pipi dan dada yang meninggalkan sisik kuning, kerak ataupun sisik yang menyerupai ketombe. Intertrigo ini umumnya menyerang bayi pada usia enam bulan pertama.
Penyebab intertrigo ini belum diketahui secara pasti namun untuk mengatasinya cukup dengan mengoleskan minyak zaitun maupun baby oil pada kulit yang terkena dampak.
4. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak terjadi akibat paparan bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit bayi. Dermatitis kontak ini memiliki gejala berupa ruam dengan areal yang luas, rasa gatal maupun kulit terasa panas seperti terbakar.
Penyebab dermatitis kontak bisa karena pengaruh air, sabun mandi maupun deterjen yang digunakan disaat mencuci pakaian bayi.
Pada kasus ringan dan sedang dalam mengatasi dermatitis kontak cukup oleskan cream yang mengandung hidrokortison (kortikosteroid) untuk mengurangi rasa gatal dan kemerahan pada kulit bayi, semantara pada kasus yang berat diperlukan obat oral jenis kortikosteroid dan antiradang untuk mengatasi rasa gatal dan peradangan.
5. Eksim (eksema)
Eksim merupakan kelainan kulit pada bayi berupa peradangan dan menimbulkan lepuhan pada kulit. Eksim umumnya menyerang pada kulit bayi pada usia 3-4 bulan pertama. Pada kondisi yang parah vesikel yang pecah dapat mengeluarkan nanah dan kerak pada kulit.
Penyebab penyakit eksim pada bayi bisa karena pengaruh riwayat alergi dalam keluarga. Pencetus alergi ini pada setiap bayi tidak selalu sama.
Dalam mengatasi setiap permasalahan pada kulit bayi baik dalam kondisi ringan ataupun berat sebaiknya konsultasikan pada dokter anak yang telah terpercaya. 5 jenis gangguan kulit pada bayi diatas jangan dianggap remeh karena dapat menimbulkan keparahan dalam tingkat tinggi. Jika anda menemukan gejala seperti diatas pada kulit bayi anda segeralah minta pertolongan pada dokter bayi anda.