Penyebab pertumbuhan jerawat umumnya karena kelebihan sebum dan sel kulit mati membuat penyumbatan di pori-pori kulit.
Dan pada saat yang sama ketika bakteri masuk ke pori-pori yang mengalami penyumbatan maka menyebabkan peradangan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa genetika juga turut mempengaruhi pembentukan jerawat namun masih sangat sedikit bukti untuk hal ini.
Penyebab jerawat lainnya yaitu karena faktor stres, meskipun stres ini bukanlah satu-satunya yang menjadi faktor pemicu penyebab jerawat.
Jerawat dapat dikelola dalam berbagai cara , tapi kebanyakan obat perawatan jerawat di pasar seringkali gagal dalam mengatasi masalah pertumbuhan jerawat. Dan justru terkadang hanya menjadi faktor yang memperparah masalah jerawat.
Beberapa bahan obat jerawat yang sering disarankan oleh ahli kulit seperti Benzoil peroksida dan asam salisilat. Namun sayangnya kedua bahan ini sangat berbahaya digunakan untuk menyembuhkan jerawat saat hamil karena memiliki efek negatif pada janin.
Untuk wanita hamil yang ingin menggunakan obat anti jerawat yang mengandung Benzoil peroksida dan asam salisilat, disarankan agar mereka berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut.
Dan umumnya penggunaan benzoil peroksida dalam kosentrasi rendah dan digunakan bukan dalam jangka waktu panjang masih terbilang aman untuk janin. Namun demikian harus tetap atas persetujuan dokter kandungan anda.
Tapi yang perlu anda yakini bahwa penggunaan benzoil peroksida seperti pada beberapa bahan kimia umumnya tentu memiliki efek samping pada kulit seperti iritasi kulit , kemerahan, sensasi terbakar dan mata gatal dan menyebabkan kekeringan pada kulit namun biasanya berkurang setelah beberapa hari penggunaan.
Jadi jika ingin mengatasi jerawat dalam kondisi hamil maka disarankan untuk menghindari obat jerawat berbasis kimia. Dan untuk penggunaan benzoil peroksida saat hamil dan dampaknya pada janin belum diketahui secara pasti.