Mandul atau Infertilitas merupakan hal yang paling ditakuti wanita saat berumah tangga. Infertilitas pada wanita akan membawa dampak psikologis.
Dampak yang paling besar adalah keretakan dalam rumah tangga bisa saja terjadi jika keduanya tidak saling pengertian dan saling memahami akan kondisi tersebut.
Infertilitas pada wanita mengacu pada ketidakmampuan wanita untuk membawa kehamilannya hingga kepersalinan.
Ada banyak alasan untuk infertilitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dua pertiga dari kasus infertilitas terjadi karena dari kondisi perempuan selebihnya disebabkan oleh kualitas dan jumlah sperma dan faktor-faktor lain.
Jadi apa yang menyebabkan kemandulan pada wanita?
Kebanyakan kasus infertilitas disebabkan oleh kekurangan atau ketidak seimbangan hormon, masalah struktural dalam organ reproduksi dan karena faktor penyakit. Trauma mekanik, gangguan kimia dari operasi dan obat – obatan juga dapat berdampak negatif yang bisa mempengaruhi kesuburan wanita.
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah penyebab paling umum dari ketidaksuburan perempuan di dunia. Penyakit radang panggul ini adalah infeksi organ reproduksi dan pada panggul. Peradangan dan trauma pada organ tersebut dapat mempengaruhi keutuhan struktural panggul. Selain itu, paparan mikroorganisme dan jaringan parut hasil bahwa setelah infeksi dapat menyebabkan keracunan darah dan kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan).
Masalah yang terkait dengan kelenjar adrenal dan kekurangan tiroid dapat menyebabkan ovarium dan masalah hormonal. Permasalahan yang terjadi pada salah satu organ tersebut dapat meningkatkan produksi prolaktin. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI dan mencegah ovulasi. Tingginya kadar prolaktin dalam tubuh tidak hanya menyebabkan kesulitan untuk hamil tetapi juga dapat menandakan adanya tumor hipofisis.
Jaringan bekas luka setelah operasi perut atau pada bagian vagina juga dapat mengganggu pembuahan. Daerah trauma dapat menyebabkan masalah berkaitan dengan pergerakan sel telur dari ovarium ke tuba falopi dan rahim. Aborsi Sering juga meninggalkan jaringan bekas luka yang dapat menghambat rahim, sehingga sel telur dan sperma tidak dapat bertemu.
Beberapa obat antibiotik seperti antidepresan dan obat anti-inflamasi dapat mengganggu infertilitas. Secara tidak langsung, obat ini dapat menurunkan estrogen dan hormon luteinizing dalam tubuh yang diperlukan untuk pematangan dan pelepasan sel telur yang matang.