Mengungkap misteri penyebab autisme pada anak masih menjadi pekerjaan berat untuk memastikan penyebab autisme secara pasti, namun para ilmuwan dalam penelitian terbaru menemukan bahwa anak-anak autis umumnya memiliki otak yang lebih berat dan sel-sel otak yang berlebihan jika dibanding dengan anak yang normal.
Selama lebih dari satu dekade ilmuwan telah memperkirakan bahwa autisme pada anak disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang abnormal.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak autis memiliki ukuran kepala yang lebih besar serta otak bagian samping lebih banyak dibanding anak yang tidak menderita autisme. Pada bagian otak samping yang berperan penting untuk pengolahan emosional, komunikasi sosial berkembang secara berlebihan.
Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association, para ilmuwan menegaskan hal ini. Penelitian ini dilakukan pada otak anak laki-laki berusia 13 tahun 2-16 yang menderita autisme semasa hidup mereka. Teknik mikroskopis para peneliti menghitung jumlah sel-sel otak atau neuron di otak anak-anak. Sebanyak tujuh anak yang menderita autisme dan 6 anak-anak tidak.
Para ilmuwan menemukan bahwa otak anak-anak penderita autis memiliki neuron di korteks prefrontal lebih dari 67% , hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara neuron pada korteks prefrontal dengan autisme pada anak. Neuron pada korteks prefrontal merupakan daerah yang terkait dengan fungsi sosial, emosional dan proses komunikasi, dan jika daerah tersebut mengalami disfungsi maka kemungkinan menyebabkan autis pada anak. Otak anak-anak autis juga memiliki berat badan 17,5 persen lebih berat dibanding anak tanpa gangguan autis tersebut.
Menurut Eric Courchesne, ketua peneliti, perkembangan neuron di daerah korteks prefrontal umumnya terjadi pada saat kehamilan ibu. Saat janin berkembang di dalam rahim terjadi pertumbuhan sel-sel otak secara berlebihan, terutama pada usia 10-20 minggu kehamilan. Pertumbuhan ini diikuti oleh ledakan dan setengah sel-sel otak mati sehingga saat lahir bayi memiliki ukuran otak normal.
Para ilmuwan mengatakan bahwa pertumbuhan otak mengikuti siklus dan otak mengatur dirinya sendiri serta masing-masing sel-sel otak saling terhubung satu sama lainnya, akan tetapi jika ada pertumbuhan yang berlebihan, hubungan antara sel-sel otak akan terganggu.
“Sudah banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara autis dengan gangguan sel-sel otak. Jika jumlah neuron yang mati bagaimana mereka akan bisa terhubung, “kata Dr Kate McFadden, neuropathologis dari University of Pittsburgh Medical Center.
Para ahli mengingatkan bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal dan tidak dapat didipastikan pada anak-anak dan keluarga yang sekarang menderita autisme. Namun demikian, hasil penelitian tersebut akan membuka jalan harapan baru yang tepat untuk mendeteksi autisme.
Mengungkap misteri penyebab autisme pada anak masih menjadi pekerjaan besar para peneliti untuk menguak tabir terselubung penyebab penyakit autisme tersebut. Meskipun ada beberapa hasil penelitian yang ditemukan namun belum menjadi suatu jawaban pasti.