Membahas mengenai sistem produksi dan bagaimana proses terjadinya kehamilan tidak terlepas dari peran ketiga fungsi utama sistem reproduksi wanita.
Tiga organ utama dari sistem reproduksi wanita adalah ovarium, saluran tuba dan rahim. Ovarium menghasilkan telur atau oosit pada setiap bulannya yang melakukan perjalanan ke saluran tuba, yang menyediakan tempat bagi sel telur wanita dan sperma pria untuk bertemu.
Sementara rahim sendiri menyediakan entri untuk sperma laki-laki melalui vagina dan leher rahim. Sperma melakukan perjalanan ke atas dan ke rahim dan tuba falopi di mana, jika menemukan telur maka pembuahan telur oleh sperma akan berlanjut pada rahim.
Lingkungan saluran tuba dan bagian-bagian lain dari saluran reproduksi wanita yang ramah terhadap sperma sehingga sperma dapat bertahan hidup dalam beberapa hari kedepannya. Pentingnya mengetahui hal ini bahwa konsepsi bisa terjadi beberapa hari sebelum ovulasi.
Perlu diketahui pula bahwa telur hanya bisa bertahan selama hampir 24 jam setelah dilepaskan dari ovum.
Fungsi sistem Reproduksi dan proses terjadinya kehamilan
Ketika sel telur dibuahi oleh sperma (penyatuan sel telur dan sperma) kemudian mulai membagi dan tumbuh menjadi embrio.
Proses implantasi akan terjadi dan embrio kemudian bergerak ke bawah tuba falopi dan berimplan ke dalam dinding rahim. Jika hal ini tidak terjadi, dan embrio berimplan pada saluran tuba, maka hal ini di istilahkan dengan kehamilan ektopik yang berpotensi mengancam jiwa.
Setelah embrio berimplantasi maka akan menetapkan dan mulai menjalin hubungan dengan aliran darah ibu untuk mendapatkan makanan, sementara ibu hamil tersebut akan berhenti haid dalam beberapa bulan lamanya.
Fungsi sekunder dari sistem reproduksi
Ovarium bertanggung jawab memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang mengatur tidak hanya kemampuan reproduksi wanita dan siklus bulanannya, tetapi juga berdampak sejumlah fungsi tubuh lainnya.
Progesteron memiliki dampak tidak hanya pada fungsi sistem reproduksi tetapi juga pada sistem saraf wanita, mengatur respon kekebalan tubuh dan bahkan mempengaruhi kesehatan tubuh lainnya.
Perlu kita pahami pula bahwa estrogen yang membawa penampilan dan karakteristik seks sekunder perempuan pada saat pubertas seperti penampilan payudara, pelebaran pinggul dan sebagainya.
Hal tersebut juga dapat mempercepat atau memperlambat metabolisme tubuh sehingga berdampak pada massa otot serta mengontrol pelumasan vagina dan berdampak pada kepadatan tulang dan pemeliharaan kulit.
Karena estrogen memiliki begitu banyak selain fungsi sistem reproduksi maka sangat mudah untuk melihat mengapa menopause (ketika ovarium mengurangi produksi hormon wanita) dapat membawa perubahan yang signifikan pada wanita tersebut.